Halo Bandung, yup hari ini saya
mau bercerita liburan tanggal merah kemarin, dikarenakan ada keluarga saya yang
lagi hajatan di bandung, jadi saya putuskan untuk memenuhi undangan sekaligus
lumayan buat liburan lagi ke bandung hehe, akhirnya saya hubungi adik-adik saya
untuk bisa mengantarkan besok jalan-jalan, setelah diskusi saya putuskan untuk
minta di antar ke The Lodge pagi-pagi,
karena pengalaman saya sebelumnya saat mengunjungi The Lodge siang hari, pengunjungnya sangat banyak
sekali, sehingga kondisi sudah ga nyaman
banget bahkan untuk poto-poto sekalipun.
Pagi-pagi saya sudah mulai
siap-siap, maklum pengen nyampe tempat wisata awal-awal, biar masih fresh, dan
belum ramai pengunjung, dan akhirnya taraaa rencana pergi pagi pun gagal total,
nunggu drivernya bangun dan siap-siap saja lama banget (maklum anak bujang),
udah ngoceh-ngoceh dari pagi pagi buta tetep aja, baru ready jam 10 pagi,
setelah melihat lalu lintas kota bandung yang sudah padat dimana-mana akhirnya
kami ganti plan, yang tadinya akan mengunjungi The Lodge kami ubah menjadi
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda kebetulan tempatnya tidak terlalu jauh dari
rumah. Lihat Juga
Cr:TripAdvisor |
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan sebuah kawasan
konservasi yang ada di Bandung, tepatnya daerah Dago Pakar sampai ke daerah
Lembang dan Maribaya. Di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda sendiri terdapat tempat-tempat
menarik yang bisa di kunjungi, dan kebetulan tempatnya masih di dalam area ini
sendiri, antara lain
Curug Dago, Batu Prasasti Kerajaan Thailand,Penangkaran
Rusa, Kolam PLTA , Monumen Ir. H. Djuanda,
Museum Mini Taman Hutan Raya, Taman Bermain, Goa Jepang, Goa Belanda, Curug
Lalay, Curug Omas Maribaya, Panorama Alam Taman Hutan Raya, jogging Track ke
Maribaya, dan Patahan Lembang dll.
Untuk bisa masuk ke tempat ini
pengunjung akan di kenakan tarif Rp. 10.000 per orang dan Rp. 2.000 untuk
asuransi, parkir sendiri dikenakan Rp. 5.000 untuk roda dua. Setelah melihat
papan penunjuk arah tempat pertama yang akan kami tuju adalah Penangkaran Rusa bukan tanpa
alasan tentunnya, dikarenakan kondisi sudah siang ditambah jarak yang lumayan
klo jalan kaki, Jika dilihat dari papan petunjuk arah, jarak yang harus di
tempuh kira-kira 2,8 KM, awalnya saya kira jauh, ternyata setelah di jalani ga
terlalu jauh, padahal saya sangat santai sekali berjalannya, ditambah medannya
sangat aman sekali buat yang bawa anak kecil, Cuma klo hujan aga becek sedikit
di tempat tempat tertentu, makanya sangat di sarankan untuk yang ingin ke sini
harap memakai alas kaki yang nyaman, seperti sepatu, sendal atau flat shoes
jangan heels “yakaliii ke hutan pake heels”, berdasarkan pengalaman karena
kondisi aga hujan rintik-rintik dan jenis alas kaki saya licin, akhirnya saya
putuskan untuk memakai sandal jepit saja.
Untuk mencapai penangkaran rusa saya
harus melewati Goa Belanda terlebih dahulu, goanya sendiri tidak terlalu lebar,
tetapi agak panjang, awalnya saya ragu ‘maklum borangan kata orang sunda mah”
hehe, tapi setelah di paksa oleh adik saya, akhirnya saya luluh juga, dan
ternyata di dalam rame banget orang yang lalu lalang hehe, karena kondisi di
dalam sangat gelap sesaat sebelum masuk anda bisa menyewa senter, karena banyak
abang-abang yang akan menawarkan jasa sewa senter, klo saya ikut dengan rombongan lain saja alias nebeng
he. Setelah sampai di mulut gua anda akan di berikan pemandangan yang indah
sekali, di tambah banyak sekali monyet yang bergantungan dan berlari di jalan yang akan kita lewati, tapi jangan
takut karena hewan-hewan ini sudah jinak loh. Setelah melewati hutan, jembatan,
sungai, sampailah saya di peternakan rusa,
jadi inget di rancaupas hanya bedanya klo di rancaupas lahannya luas sekali, di
peternakan ini juga kita bisa berinteraksi langsung dengan rusanya loh seperti berpoto atau memberi makan rusa.
Puas melihat rusa dengan sedikit
diskusi kami akhirnya kembali putar balik, karena apabila lanjut ke atas di
khawatirkan kesorean, next kami akan mengunjungi Goa selanjutnya yaitu Goa
Jepang, tempatnya sendiri tidak jauh dari pintu utama dan Goa Belanda, dan
akhirnya kami masuk juga eng ing eng, saat memasuki Goa ini sensasinya aga sedikit
beda, yaitu agak lebih lembab di banding Goa Belanda tadi, klo Goa belanda
Goanya tidak terlalu lebar tetapi agak panjang, dan untuk Goa Jepang tidak
terlalu panjang hanya banyak cabang/lorong-lorong. Puas berjalan kami pun
melanjutkan mengunjungi musium mini yang berada di kawasan ini juga. Klo bukan
karena cacing di perut kami sudah berbunyi kencang mungkin jalan-jalan kami
masih berlanjut, setelah diskusi kecil akhirnya kami sepakat untuk makan siang
di luar saja, dan pilihan kami jatuh ke tempat makan yang lagi hits di bandung
yaitu Warung Modjok. Saya sudahi dulu ya jalan-jalan kita kali ini, Sampai
ketemu di jalan-jalan berikutnya. Arigatou ^_^ .
Baca Juga
4 komentar:
Wow, sejuknya :) suka yg alami2 kayak gini nih
Iya mba, hutannya masih alami dan nyaman klo bawa anak kecil atau keluarga ^_^
taman hutan raya emang salah satu wisata alam lembang yang recommend
Iya bener banget, berjalan-jalan menyusuri hutan ini sangat fresh, apalagi pas pagi-pagi
Post a Comment