Thursday 9 December 2010

Power of smiley

Power of smiley
Setiap orang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok, kemudian, atau lusa, dalam catatan kali ini adalah suatu hari penulis menyebut hari tersebut dengan kata hari yang sungguh membetekan, karena tidak tahu kenapa di hari tersebut setiap kegiatan yang dilakukan memang membetekan hasil akhirnya, ketika sepulang kuliah penulis menyusurui sepanjang jalan kota, karena biasanya kalau sedang gak ada mood penulis suka cari udara segar dengan hanya berjalan-jalan sendiri tanpa tujuan, sekedar cari tempat makan atau cari tempat untuk bersantai menghilangkan bĂȘte, biasanya penulis selalu memberikan senyuman walaupun gak semua orang penulis lempari senyum, setidaknya penulis selalu ingin ramah dengan semua orang, pada hari tersebut dari mulai orang rumah sampai orang-orang di luar rumah yang penulis temui tidak ada lemparan senyum yang biasa penulis berikan, ntah kenapa pada hari itu bawaan dan raut muka yang penulis berikan sangat masam dan mendung, kalau di ibaratkan seperti buah yang asam dan kecut , emang gak ada manis-manisnya sama sekali, yang terpancar hanya senyuman gak ikhlas alias terpaksa deh, jadinya kan gak manis.
Saat menyusurui jalan penulis melewati sebuah bank , didepan bank tersebut ada security yang ternyata memperhatikan penulis yang jalan dengan dinginnya, penulis pun akhirnya mau masuk ke atm bank tersebut, tanpa sadar ternyata sang security telah membukakan pintu atm sambil melemparkan senyum ke arah penulis ‘’selamat datang’’, dengan wajah acuh tak acuh penulis pun masuk, ketika akan pergi sang security membukakan pintu kembali, pada saat akan pergi sang security memanggil penulis untuk diam sebentar, ‘’coba senyum dek gak rugi loh selain jadi manis penarik rezeqi loh’’ kata security, penulis pun sadar akhirnya terlemparlah senyuman malu penulis karena ditegur,,’’nah gitu kan manis’’kata security lagi,penulis pun bercerita’’iya neh pa lagi bĂȘte banget dari pagi hehe’’, balas sang security ‘’apapun masalah yang menimpa kita di usahakan untuk selalu tersenyum menghadapinya, karena itu salah satu terapi juga, contohnya bapa, mungkin menurut orang senyum bapa ini komersil karena itukan tugas,atau ketika menghadapi para nasabah, karenah orang kan berbeda-beda kadang ada yang sopan tapi banyak juga yang sepele dengan bapa, tapi gimanapun bapa mesti tetap selalu tersenyum dan bapa menikmatinya.
Setelah selesai berbincang akhinya penulis baru sadar ternyata seperti kata pepatah ilmu itu jangan dilihat dari yang memberikan, tapi lihat apa yang diberikan tersebut, sesaat setelah itu setiap penulis bertemu dengan orang hari itu pasti lemparin senyum, ketika tengah menunggu bus, datang seorang anak dengan ibunya lalu, penulis pun senyum ke pada mereka, saat duduk si anak kecil tersebut malah memberikan permennya satu pada penulis, akhirnya penulis pun ingat kata-kata security tadi senyuman itu penarik rizqi , walaupun Cuma permen tapi ternyata mang bener ya, penulis pun hanya bisa senyum sendiri ingat kejadian hari ini. Seperti kata lagu ‘’hadapi dengan senyuman’’ cayoooo…

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2010 hikarisoemarda | Design : Noyod.Com